Waka BKSP DPD RI Mirah Ajak Korea Selatan Perkuat Investasi Hijau dan Digitalisasi Ekonomi di NTB

NTB Memiliki Potensi Besar untuk Menjadi Mitra Lokal dalam Pengembangan Teknologi Bersih dan Transformasi Digital

PERTEMUAN BILATERALOPINI

JC

6/27/20252 min read

MMF - Wakil Ketua BKSP DPD RI sekaligus Anggota DPD RI Provinsi Nusa Tenggara Barat Mirah Midadan Fahmid, mengajak Pemerintah Korea Selatan untuk memperluas kolaborasi strategis di bidang energi bersih, digitalisasi ekonomi, dan hilirisasi industri berkelanjutan di NTB.

Ajakan ini disampaikan menyusul tren peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan di sektor kendaraan listrik, energi rendah karbon, hingga digitalisasi layanan keuangan.

“NTB memiliki potensi besar untuk menjadi mitra lokal dalam pengembangan teknologi bersih dan transformasi digital. Kami mengajak Korea Selatan melihat potensi ini tidak hanya sebagai titik investasi, tetapi juga sebagai laboratorium kolaborasi hijau dan inklusif,” ujar Senator Mirah.

Menurut data Badan Pusat Statistik NTB, hampir 50 persen dari total ekspor provinsi ini per April 2024 ditujukan ke Korea Selatan, khususnya untuk produk tambang non-migas.

Ini menjadi peluang strategis bagi perusahaan seperti Hyundai dan EcoPro yang tengah membangun rantai pasok kendaraan listrik global, untuk menjajaki investasi berkelanjutan berbasis hilirisasi mineral dan energi bersih di NTB.

Senator Mirah menyoroti bahwa NTB memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa, mulai dari tenaga surya (10.628 MW), angin (2.605 MW), hingga bioenergi.

Pemerintah daerah pun menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 25 persen pada 2034 serta Net Zero Emission (NZE) pada 2050.

"Dengan dukungan investasi Korea Selatan, NTB bisa menjadi kawasan percontohan transisi energi nasional," tambahnya.

Ia juga menyinggung pentingnya memperkuat ekosistem industri ringan dan logistik berbasis hijau di wilayah NTB, mengingat tren peningkatan impor barang modal dan mesin listrik di provinsi tersebut.

“Kami berharap ada transfer teknologi untuk mendirikan zona industri pendukung berbasis energi terbarukan yang bisa mendorong lapangan kerja hijau dan memperkuat ketahanan industri daerah,” jelasnya.

Tak hanya sektor energi dan industri, Senator Mirah juga mengajak Korea Selatan untuk berinvestasi dalam transformasi digital dan inklusi keuangan di NTB, terutama mengingat tingginya angka masyarakat Indonesia yang belum mengakses layanan keuangan formal.

"Dengan basis UMKM yang kuat dan wilayah kepulauan yang luas, NTB cocok dijadikan test-bed untuk layanan fintech, asuransi digital, hingga sistem pembayaran e-wallet,” ujarnya.

KEK Mandalika juga dinilai Senator Mirah sebagai lokasi ideal untuk pengembangan ekosistem smart tourism berbasis teknologi Korea.

Ia mengusulkan pengembangan sistem reservasi cerdas, integrasi e-wallet pariwisata, hingga teknologi manajemen destinasi berbasis data yang dapat meningkatkan daya saing NTB sebagai destinasi global.

“Kolaborasi dengan Korea Selatan tidak hanya untuk mendorong investasi, tetapi juga menciptakan model pembangunan berkelanjutan dari daerah. Kami siap menjadi mitra lokal yang proaktif dan berkomitmen terhadap masa depan hijau dan digital,” tutup Senator Mirah.

Dengan kerja sama lintas sektor yang terencana dan berbasis kebutuhan lokal, Senator Mirah yakin NTB dapat menjadi jembatan penting dalam hubungan strategis Indonesia–Korea Selatan dan sekaligus menjadi pelopor pembangunan hijau dan inklusif di kawasan timur Indonesia.***